JIKA ALLAH MENGHENDAKI,YANG HINA BISA MENJADI MULIA,YANG MULIA BISA MENJADI HINA.(Taubatnya Sang Mafia)

Berkata Syekh Ibnu 'Athaillah
”Terkadang Allah membukakan pintu ketaatan, tapi Dia tidak membukakan pintu penerimaan (Qabul)”
Maksudnya adalah seseorang yang telah melakukan ketaatan hendaknya tidak merasa bangga dengan apa yang dilakukan,karena belum tentu apa yang dilakukan itu diterima oleh-Nya. Mengingat terkadang Allah hanya mentakdirkan orang itu untuk bisa melakukan ketaatan,tapi Allah tidak mentakdirkan dia agar ketaatan yang dilakukan itu diterima di sisi-Nya, Sebagaimana Yang Pernah Terjadi Pada Iblis, Bal'am dan Barshisa...
Mengapa demikian,
Karena,Bisa jadi dalam ketaatan itu ada sesuatu yang bisa menghalangi diterimanya,ada sesuatu yang menghambat sampainya amal pada Allah,bahkan terkadang tidak akan pernah sampai pada Allah.Sebelum KEIKHLASAN yang menjadi syarat sampainya ketaatan itu Melekat Pada Hatinya,
Dan Adakalanya ketika melakukan sebuah ketaatan muncul keihkhlasan,tapi setelah itu muncul rasa bangga,merasa amal itulah yang akan menyampaikannya pada Allah,serta meremehkan orang yang tidak melakukannya.Hal-hal ini lah yang akan menghalangi akan diterimanya sebuah ketaatan bahkan akan merusak ketaatan tersebut,Karena KEIKHLASAN yang Melekat pada hatinya Tidak Dirantai dengan Rantai ISTIQAMAH...
Ketahuilah,Sesungguhnya Ruh IBADAH Adalah IKHLAS, Sedangkan Ruh IKHLAS Adalah ISTIQAMAH..
Dan orang yang berbuat dosa, terkadang lebih beruntung hingga sampai menuju kehadirat Allah.
Mengapa demikian,
karena dari dosa tersebut, terkadang seseorang merasa bersalah pada Allah,Lalu Ia takut pada Kemurkaan Allah, serta meremehkan atau menghina diri sendiri,Yang Dari sini lalu muncul kesadaran untuk BERTAUBAT.Dalam hal ini Syeikh Ibnu Athaillah berkata,Barangkali Allah menentukan kamu berbuat dosa, tapi hal itu lalu menjadi sebab engkau akan sampai Kepada-Nya ”
Sebagaimana Firman Allah SWT ...

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ

“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri.” (QS. Al-Baqarah: 222)...
Timbul Pertanyaan, Mungkinkah Hati Itu Akan Suci Sedangkan Dosanya Sungguh sangat Banyak Sekali ...!!!
Allah Menjawab...

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

“Katakanlah,Wahai para hamba Ku yang melampaui batas terhadap dirinya sendirinya, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah Mengampuni semua dosa dan Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az-Zumar: 53)

Dengan demikian,ketaatan itu terkadang akan menyebabkan seseorang tergelincir dari jalan Allah,Sementara dosa itu terkadang akan menjadi jalan bagi seseorang untuk sadar akan kewajibannya mentaati apa yang diperintahkan dan apa yang dilarang.

Kemaksiatan yang akan menimbulkan rasa hina pada diri sendiri dan rasa butuh pada Allah lebih baik dari pada ketaatan yang akan menimbulkan kebanggaan dan rasa Sombong”.

Wallahu'alam..


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nazam "ABUYA SYEKH MUDA WALY AL KHALIDY"

MATI SEBELUM MATI.(MUWTU QABLA ANTA MUWTU)

PENJELASAN DHAMIR HUWA DALAM SURAT AL-IKHLAS.